top of page

CINITY NEWS

CINITY NEWS

Menaksir Prospek Pasar Properti di Cikarang Terdampak Proyek MRT Fase 3


Properti di Cikarang
CINITY meluncurkan cluster MIZUMI

Bisnis, JAKARTA — Kawasan Cikarang, Jawa Barat, diproyeksikan memiliki prospek properti yang positif dan menarik karena masifnya pembangunan infrastruktur jalan tol dan transportasi umum termasuk rencana pembangunan mass rapid transit (MRT) fase 3 dari east – west line (Cikarang – Balaraja). 


CEO PT Sri Pertiwi Sejati (SPS) Group Ming Liang mengatakan harga properti residensial di kawasan Cikarang masih undervalue atau terjangkau jika dibandingkan dengan koridor Selatan Jakarta seperti Sentul maupun koridor barat Jakarta seperti Serpong.


Harga hunian yang masih terjangkau ini akan menarik minat masyarakat terutama bagi kalangan end user dan pembeli rumah pertama.


Selain itu, Cikarang merupakan salah satu kawasan yang terkenal dengan kawasan industrinya. 


Menurutnya, sebagai kota industri terbesar di Asia Tenggara yang memiliki sekitar 4.000 perusahaan dengan 2 juta pekerja yang menjadi demand yang sudah pasti menarik untuk membangun township berskala international di Cikarang. 


Data dari BPS 2021 menyebutkan 3,2 juta jiwa populasi penduduk di kota Cikarang.


Hal ini menyebabkan fenomena naiknya kebutuhan hunian yang sangat masif berdasarkan kebutuhan sehingga kebutuhan area komersial dan residensial di wilayah ini semakin tinggi. 


Adapun rerata industri di kawasan ini merupakan perusahaan multinasional dengan jumlah pekerja ekspatriat mencapai lebih dari 22.000 orang.


Masyarakat baik ekspatriat maupun lokal di kawasan ini masih sangat membutuhkan hunian dengan lokasi strategis yang memiliki fasilitas lengkap, aman dan sehat. 


Hal ini yang membuat SPS Group membangun township Cikarang International City (Cinity) seluas 500 hektare di Cikarang yang akan dikembangkan selama 10 hingga 15 tahun mendatang. 


“Nilai investasi pembangunan 500 hektare ini mencapai Rp60 triliun. Nantinya, akan dibangun rumah sebanyak 35.000 unit,” ujarnya menjawab Bisnis, Sabtu (24/8/2024). 

Pada tahap 1, pengembang akan menggarap 50 hektare terlebih dahulu dimana akan memiliki 1.600 rumah dengan konsep megaklaster bernama Mizumi seluas 20 hektare.


Hingga akhir tahun ini, Cinity bakal menjual hunian klaster Mizumi sebanyak 780 unit yang dibagi dalam beberapa fase dan ditargetkan dapat meraup marketing sales atau prapenjualan mencapai Rp616 miliar.


Adapun pada fase 1, pengembang akan menjual 432 unit rumah dengan harga sekitar Rp690 juta hingga Rp1 miliar.


“Saat ini kami jual 176 unit dahulu baru nanti bulan depan kami buka lagi 256 unit. Saat ini dari 176 unit yang kami jual, NUP (Nomor Urut Pemesanan) sudah capai 200 orang, ini artinya memang sudah habis terjual untuk fase 1A, bulan depan kami buka 1B dengan harga yang mungkin sedikit mengalami kenaikan. Pembangunan akan dilakukan dalam waktu 18 bulan,” tuturnya. 


Klaster Mizumi ini mengusung konsep dan nuansa Jepang dengan 2 lantai 3 kamar tidur yang memiliki luas bangunan 47 meter dan luas tanah 60 meter, Di kawasan tersebut memiliki 15 fasilitas premium, danau seluas 1 hektare, dan tiga Japanese Thematic Garden.


Hunian di klaster Mizumi akan dibangun dengan bahan bangunan eco-friendly material dari Joe Green, perusahaan internasional dengan bahan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 


Pihaknya optimistis penjualan hunian di Cinity akan terserap pasar. Hal ini karena ke depannya akan ada depo atau stasiun MRT fase 3 dari east – west line (Cikarang – Balaraja). Kementerian Perhubungan meminta Kabupaten Bekasi untuk membuat trase MRT.


Lalu pemerintah kabupaten Bekasi meminta pengembang untuk menyediakan lahan seluas 10 hektare hingga 20 hektare di kawasan Cinity untuk dijadikan depo atau stasiun MRT. 


“Jalur MRT nanti mengikuti jalur tol, saat ini lahan masih dikaji konsultan dan rencana stasiun MRT ada di dalam lokasi. Kita berharap stasiun depo MRT ini bisa di kami, saat ini sedang pitching,” katanya. 


Selain depo MRT, saat ini pengembang juga tengah mengajukan kepada Kementerian Perhubungan untuk dapat membangun stasiun commuter line atau kereta api di Cinity.


Rencananya, pembangunan stasiun itu mengusung konsep park and ride yang dapat memarkirkan kendaraan pribadi. 


“Stasiun Cinity dalam tahap finalisasi desain dan anggaran yang ditargetkan bisa selesai tahun ini,” ucap Ming.  Source: Bisnis Indonesia

댓글


bottom of page